Selasa, 17 Januari 2012

My Life My Adventure

I. Masa Bayi
saya bersama ibu saya

Pada hari Rabu tanggal 08 Mei 1996, tepatnya pada pukul 11:50 WIB saya dilahirkan di sebuah bidan di daerah Kedaton. Alhamdulillah saya dilahirkan dengan normal dengan berat 3,2 kg dan panjang 50 cm.  Saya terlahir sebagai anak pertama dari pasangan Haryono dan Suharti. Sebagai anak pertama, tentunya kehadiran saya merupakan hal yang sangat berkesan bagi kedua orang tua saya.

II. Masa Balita

Saat balita, saya diasuh oleh saudara saya. Rambut saya juga sudah mulai tumbuh lebat. Saya juga tidak terlihat gendut, malah bisa dibilang kurus. Saya juga tidak terlalu suka minum susu, apalagi susu vanila. Terkadang saya baru mau minum susu jika ditambah bubuk kopi sedikit di susu tersebut.
Saat saya berusia tiga tahun, saya sudah ingin bersekolah. Kerena melihat teman-teman saya yang umurnya lebih tua di atas saya sudah bersekolah. Akhirnya saya mulai bersekolah di taman kanak-kanak pada usia tiga tahun.
Saat berusia empat tahun, saya adalah anak yang tomboi, karena saya gemar memakai pakaian laki-laki dan saya juga gemar bermain dengan anak laki-laki. Tontonan favorit saya pada masa itu adalah film superhero yang biasa dilihat oleh laki-laki. Tetapi saya juga tetap menyukai film Barbie seperti anak perempuan pada umumnya.
Permainan yang paling sering saya mainkan saat itu adalah bermain wayang, dengan tetangga saya yang bernama Beni yang umurnya jauh lebih tua di atas saya. Setiap sore, saya gemar bermain sepeda bersama teman-teman saya di lapangan di depan rumah saya atau setiap hari Senin, saya pergi mengaji di TPA di dekat rumah saya. Terkadang, saat saya dan teman-teman saya pulang mengaji, kami sering mengambil buah markisa yang tumbuh di samping pagar milik rumah orang lain.

III. Masa Taman Kanak-kanak

Pada usia kurang lebih 3 tahun, saya sudah ingin bersekolah. Saya mulai bersekolah di taman kanak-kanak. Saya bersekolah di TK. Among Putra yang terletak di kecamatan Gunung Sulah. Saya bersekolah di TK tersebut karena kebetulan Ibu saya merupakan salah satu guru di TK itu..
Karena usia saya yang bisa dibilang muda, saya bersekolah di taman kanak-kanak selama 2 tahun. Di tahun pertama saya masuk di kelas B1 dan di tahun berikutnya saya masuk di kelas B2 .
Masa taman kanak-kanak saya cukup menyenangkan. Di waktu istirahat saya gemar bermain seluncuran dan ayunan. Saya merupakan anak yang pendiam dan sedikit kurang percaya diri, jadi mungkin hal tersebut yang menyebabkan saya lebih sering bermain sendiri dibandingkan bersama teman-teman. Namun adakalanya saya ikut bermain bersama-sama teman saya, permainan yang biasa kami mainkan adalah kejar-kejaran. Bu guru sering mengingatkan kami saat bermain agar tidak terlalu cepat larinya agar tidak terjatuh.
Saat pulang sekolah, saya tidak langsung pulang seperti teman-teman saya yang lainnya. Saya menunggu ibu saya untuk merapihkan alat-alat bermain yang dipakai oleh anak-anak tadi. Jadi sambil menunggu ibu saya membereskannya, saya bermain seluncuran di luar. Atau saya sering bermain clay atau mainan lilin dan balok untuk menyusun bangunan. Dari kecil, saya sudah gemar bermain dengan segala hal yang seperti itu, hingga saat ini saya bercita-cita ingin menjadi arsitek.
Setelah menamatkan bangku taman kanak-kanak, saya tidak langsung melanjutkan ke jenjang sekolah dasar. Hal ini dikarenakan usia saya yang pada waktu itu masih berusia 5 tahun belum cukup untuk masuk sekolah dasar pilihan saya, yaitu SD Kartika II-5. Dan dikarenakan saya merasa bosan.
Di usia 5 tahun tersebut saya menghabiskan waktu selama setahun untuk bermain di rumah bersama teman-teman dan mengikuti kursus sempoa di TK milik nenek saya. Di kursus tersebut, siswanya saudara-saudara saya yang umurnya lebih tua dari saya, rata-rata mereka sudah duduk di bangku sekolah dasar. Tetapi walaupun saya merupakan murid termuda, saya mampu mengalahkan saudara-saudara saya, saya menjadi yang paling pintar di kelas tersebut.
 
IV. Masa Sekolah Dasar

Tahun berikutnya, barulah saya masuk sekolah dasar. Tepatnya pada tahun 2002. Saya ditempatkan di kelas 1 G yang satu kelasnya terdiri dari 64 siswa. Wali kelas saya yaitu Bu Lis. Di sekolah dasar, saya mendapatkan teman baru, diantaranya Dinda, Zulfa, Stella, dan Tyas.
Pada saat saya duduk di kelas satu, saya bisa dibilang pintar, karena saya meraih peringkat kedua untuk semester pertama dan peringkat ke satu untuk semester kedua dari 64 siswa. Namun di tahun berikutnya, yaitu pada saat saya duduk di kelas dua, peringkat saya menurun menjadi peringkat ke empat. Waktu itu ayah saya sempat marah dan mengancam akan memindahkan saya ke sekolah dasar negeri yang terletak di dekat rumah apabila saya mendapatkan peringkat keempat lagi. Tetapi syukurlah, di semester berikutnya saya meraih peringkat ke dua.
Masa-masa yang berkesan saat duduk di bangku sekolah dasar adalah saat saya duduk di kelas 5 SD, diadakan bazaar Porseni. Dan kelas 5 diwajibkan membuka stand-stand. Kelas kami, kelas 5A mendapatkan tugas untuk mendapatkan stand memasak. Kami juga diharuskan untuk bisa memasak. Tanpa diduga, stand memasak kami adalah satu-satunya stand yang menghasilkan rupiah. Uang hasil penjualan makanan dan minuman seperti mie, gorengan, dan kopi kami kumpulkan dan kami gunakan untuk makan bersama satu kelas.
saya dan teman-teman saya
Dan saat saya dan teman-teman saya merayakan ulang tahun teman saya yang bernama Icha di Alas Daun, kami juga mengajak beberapa anak laki-laki seperti Abu, Noven dan Andre. Dengan hadirnya mereka bertiga suasana semakin semarak karena mereka humoris dan asyik. Saat saya berulang tahun teman-teman saya mengerjai saya dengan melemparkan saya dengan tepung dan kertas-kertas. Untungnya saya sudah tau rencana mereka dan saya dapat menghindar dan hanya terkena sedikit tepung dari mereka.
Selain itu Study Tour juga merupakan kengangan indah saat di bangku sekolah dasar, namun sayangnya saya terpaksa harus mengikuti studytour dengan keadaan baru sembuh dari sakit cacar. Saya satu kelompok dengan Abu, Andre, Zulfa, Icha, Cita, Cessa, Salwa, Mei, Vino, Lina, dan Husna.
Kami mengunjungi berbagai tempat-tempat bersejarah dan memiliki nilai edukasi tinggi seperti Lubang Buaya, Monas, dan museum-museum di TMII. Selain itu, kami juga mengunjungi tempat-tempat rekreasi seperti Kebun Binatang Ragunan, Taman Impian Jaya Ancol, dan Teater Keong Mas.
Kejadian yang membuat study tour berkesan adalah saat-saat di bus dalam perjalanan menuju lokasi wisata dan perjalanan Lampung-Jakarta-Bogor. Karena sepanjang perjalanan, teman-teman saya sering bersenda gurau dan anak laki-lakinya sering membuat tingkah yang seru dan lucu. Kebetulan, bus yang ditumpangi saya isinya hanya anak-anak sekelas saya saja yaitu kelas 6A dan satu orang dari kelas 6G.
 


V. MASA SMP

saya saat perpisahan SMP
Setelah saya lulus dari bangku sekolah dasar, saya melanjutkan ke jenjang berikutnya yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP). Saya diterima di SMPN 1, awalnya saya merasa sedih, karena teman-teman saya diterima di SMPN 2 dan dari kelas 6A, hanya saya sendiri yang duduk di kelas RSBI SMPN 1.
Awalnya, saya bingung ingin melanjutkan ke SMP mana, tetapi ayah saya mendaftarkan saya di SMPN 1 dengan alasan mutunya bagus dan mendukung soal keagamaan. Saya menurut saja dan mengikuti serangkaian tes. Saya sempat pesimis dapat diterima di RSBI SMPN 1 karena tesnya sangat sulit, dan saya juga mengalami kendala dalam berbahasa Inggris. Namun akhirnya, saya dapat diterima di SMPN 1 dengan urutan ke 16 dari 48 siswa.
Dan di SMP tentu saja saya mendapatkan teman baru yaitu Dina, Aisyah, Veriska, Lely, Selvi, dan Yona. Sepulang sekolah, apabila kami pulang cepat kami sering pergi ke rumah Aisyah untuk bermain.
Di SMP juga saya sempat bergabung dengan organisasi Pramuka dan menjuarai berbaga lomba seperti juara 3 LCT se-kwarda di Kotabumi dan juara 3 Pionering yang diadakan di PTPN 7.
 
VI. MASA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Lulus dari SMP, saya mendaftar di SMAN 2 Bandar Lampung. Sempat tidak percaya saya dapat diterima di sekolah ini, karena SMAN 2 Bandar Lampung terkenal dengan prestasinya dan merupan sekolah unggulan di Provinsi Lampung. Dan saya dapat menyingkirkan ratusan orang yang berlomba-lomba ingin bersekolah di SMAN 2. Hal ini tidak lepas dari dukungan orang tua, teman, dan karunia Allah swt.
Tahun ajaran baru di sekolah baru diawali dengan kegiatan Pra-Mos dan MOS yang dilaksanakan selama 6 hari. Dalam bayangan saya, kegiatan MOS sangat menyeramkan, namun tidak seburuk yang saya bayangkan. Karena kakak-kakak panitia MOS yang terdiri dari anggota OSIS dan PK sangat ramah dan menyenangkan.
Saya mendapat kelompok Rujak yang diwakili oleh warna ungu. Selama kegiatan Pra-Mos dan MOS berlangsung kami diwajibkan untuk mengenakan topi kerucut dan name-tag sesuai dengan warna kelompok. Selain itu juga selama kegiatan tersebut, kami diwajibkan untuk mengenakan tas karung.
Selama Pra-Mos kami mengikuti kegiatan PBB. Tetapi di hari ketiga Pra-Mos, saya sempat sakit, tetapi saya tetap datang ke sekolah namun tidak mengikuti sesi latihan PBB.
Di hari terakhir MOS, kami siswa siswi peserta MOS berjalan kaki dari sekolah ke Lembah Hijau yang jaraknya cukup jauh dan sangat melelahkan. Tetapi perjuangan tersebut sepadan dengan kegiatan menyenangkan yang kami lakukan di Lembah Hijau. Di Lembah Hijau diadakan lomba antar kelompok seperti yel-yel, survival, menyanyi lagu mars dan himne SMAN 2 yang telah diajarkan saat Pra-Mos dan MOS. Kelompok saya sendiri mendapat juara dua untuk lomba survival, dan juara ketiga untuk lomba yel-yel.
Keesokan harinya, hari pertama dimulainya kegiatan belajar mengajar, saya ternyata masuk di kelas X.7. saat itu saya ingin sekali pindah ke kelas X.2 agar satu kelas dengan teman akrab saya saat SMP yaitu Dina. Tetapi saya malas untuk mengatur urusan pindah kelas, lagipula di kelas X.7 banyak juga teman saya yang berasal dari SMPN 1 dan ada satu orang teman saya saat saya SD yaitu Zakia.
Saya dan kelas X.7
Kelas X.7 sendiri mempunyai sebutan “XUJU” yang artinya sepuluh tujuh. Hal ini mungkin diilhami dari nama boyband Korea yang bernama sama. Maklum teman-teman saya di kelas X.7 banyak yang K-Popers alias pecinta Korea.
Dengan kekompakan yang dimiliki XUJU membuat saya tidak  menyesal masuk ke kelas ini, walaupun kelas kami sering mendapat teguran dari guru-guru, hal ini tidak mengurangi rasa kebersamaan kami.
saya dan siswi perempuan kelas X.7
Di SMA, saya mengikuti ekstra kurikuler Musik Tradisional. Alasan saya mengikuti ekskul ini adalah karena saya ingin mempelajari hal baru yaitu belajar musik tradisional. Prestasi saya saat mengikuti ekskul ini adalah, kami pernah ikut serta dalam pemecahan rekor MURI menabuh cetik selama 25 jam nonstop.

Blogger templates